Biskuit Khong Guan masih menjadi suguhan wajib di rumahku saat hari Lebaran hingga kini. Masalahnya, Lebaran zaman dulu dengan sekarang sudah tidak sama lagi. Kalau dulu orang masih menyempatkan duduk untuk ngobrol sambil ngemil sementara varian jajanan terbatas. Biskuit Khong Guan satu dari sedikit jajanan itu, bahkan menjadi yang termewah karena tidak setiap hari ada. Kalau sekarang, orang hanya berkunjung sebentar karena banyak agenda yang harus mereka lakukan di tempat lain. Jenis makanan juga bervariasi sehingga sulit menganggap salah satunya istimewa. Meskipun demikian, Khong Guan tetap wajib hadir di meja suguhan karena kenangannya. Sehingga, Lebaran sudah lewat namun si biskuit lejen ini tetap bertahan. Aduh, sayang banget, kan? Nanti kalau keburu expired bagaimana? Nah, ini solusinya. Aku mengubah biskuit ini menjadi kudapan lezat. Caranya mudah dan biaya pun murah. Bahan: Beberapa keping biskuit Khong Guan 1 bungkus nutrijel rasa leci 2sdm gula pa...
Ini pertama kalinya sejak ikut event menulis di Ellunar cerpenku terpilih menjadi karya terbaik. Foto: Ellunar Publisher Bendera Merah atau Red Flag, sebuah istilah yang kerap muncul di media sosial belakangan ini. Kata ini merujuk pada seseorang yang memiliki sifat dan kelakuan negatif yang berpotensi membahayakan dirinya maupun orang lain. Para pelaku kekerasan, baik verbal maupun fisik. Mereka ada banyak dan membahayakan kehidupan orang-orang di sekitar mereka; keluarga, pasangan, tetangga, teman, rekan kerja, dan lainnya. Ada korban-korban yang menyadari hubungan tidak seimbang ini lalu memilih menjauh atau mengambil tindakan hukum, namun tidak jarang yang memilih tetap tinggal dan itu menghancurkan diri mereka sendiri. Isu ini menjadi tema buku Bendera Merah; Asmara Yang Berbahaya terbitan Ellunar Publisher, Juni 2023. Banyak kisah memilukan yang diangkat di sini. Meskipun fiksi, namun tidak menutup kemungkinan ini juga terjadi di sekitar kita. Bahkan mungkin ter...
Butab memang idealnya dicetak sebulan sekali, ya. Apalagi kalau tujuan pembuatan rekeningnya untuk pembayaran KPR. Tapi, bagaimana kalau bank penerbit bukunya tidak ada di kota tempat tinggalmu? Kamu tidak memiliki kartu ATM. Kantor cabang terdekat ada di kota lain yang transportasi umumnya tidak ramah dengan kondisi fisikmu? Ya, inilah yang terjadi padaku. Awalnya aku tidak menjadikan ini sebagai masalah karena toh masih bisa membayar tunai lewat teller atau transfer lewat rekeningku yang lain. Tapi, aku pernah transfer lewat rekening lain milikku dan resi tidak muncul. Beberapa hari menjelang jatuh tempo mendapatkan SMS pengingat agar segera melunasi tagihan bulan itu. Tentu saja aku was-was, ya. Aku gugling dan bertanya ke sesama nasabah yang mendapatkan pembiayaan dari bank yang sama. Dia bilang sih itu SMS random. Kalau sudah membayar bisa diabaikan. Pernah juga titip transfer ke ponakan namun hingga berhari-hari tidak ada konfirmasi transaksi berhasil. Hah... was-was l...
Komentar
Posting Komentar