Kulit Udang Bikin Ribut
Aku dulu sering ribut dengan emak perkara udang. Aku suka udang yang bersih tanpa kepala dan kulit dengan punggung dikerat, sementara beliau suka udang utuh karena merasa sayang kalau ada bagian yang dibuang.
Kalau dapet kiriman udang dari paman atau kerabat lain dan kebetulan aku di rumah, semager apapun aku tetap daftar menjadi panitia pembersihan. Dengan resiko diomelin emak karena kepala dan sebagian besar kulitnya kubuang. Demikian juga kalo giliran emak yang membersihkan, aku yang gantian ngomel² karena menurutku kurang bersih. Wkwkwk.
Tapi sekarang tidak lagi! Aku sudah menemukan cara yang bisa memenangkan kedua pihak. Aku tetap menjadi panitia pembersihan udang jadi dijamin 90% bersih. Nah, alih-alih kubuang, kepala dan kulit udang aku rebus bersama rempah-rempah yang ada di rumah (minimal bawang merah, bawang putih dan jahe). Sayuran seperti wortel atau lobak juga kadang aku tambahkan, pokoknya sesuai bahan yang tersedia saja. Untuk mendapatkan aroma yang lebih wangi, rempah-rempahnya aku bakar sebentar sebelum direbus. Tapi tidak selalu, tergantung mood saat itu. Setelah dingin, air rebusan itu disaring. Ini aku simpan di kulkas bagian bawah untuk pemakaian kurang dari seminggu, untuk yang kira² belum dibutuhkan dalam waktu dekat aku simpan di freezer.
Jika sewaktu-waktu butuh membuat sop, mie kuah, larutan maizena, dll tinggal dikeluarkan dan dipanaskan ulang saja. Meskipun tidak praktis tapi hasilnya enak.
Ini baru membuat kemarin sore dengan bahan tambahan bawang merah, bawang putih, kayu manis, kapulaga, jahe dan bunga lawang.
PS. Untuk bawang merah, bawang putih dan bawang bombai bisa direbus sekulit²nya, ya.
Komentar
Posting Komentar