Malaysia Trip 2022 (Hari ke-1)
Setiap perjalanan, khususnya ke Luar Negeri memiliki arti penting bagiku. Semuanya adalah perjalanan pertama, karena memang aku belum pernah ke negara-negara tersebut sebelumnya. Khusus yang ke Malaysia ini, selain ini perjalanan pertamaku ke sana, juga merupakan perjalanan pertama setelah pandemi. Aku sudah lupa banyak hal terkait traveling ke luar negeri, rasanya hal-hal yang dulu aku sudah hapal tiba-tiba hilang semua. Aku tidak tahu harus memulai dari mana. Jadi, perasaan deg-degannya semakin kuat.
Aku sebelumnya pernah melalukan solo trip dan group trip, kali ini cuma berdua dengan teman yang pengalaman ke luar negerinya kurang lebih sama denganku. Tidak banyak tapi juga tidak terlalu sedikit. Jadi, kami berdua saling melengkapi dan sama-sama belajar.
Ini adalah perjalanan 4H3M. Aku menulisnya per bagian agar tidak terlalu panjang.
Hari Pertama:
Penerbangan kami jam 5 pagi sementara kami berasal dari luar kota jadi harus berangkat sehari sebelumnya. Aku berencana untuk tidur di bandara agar tidak telat, tapi temanku mengusulkan menginap di hotel dekat bandara. Setelah memastikan jarak hotel ke bandara dekat banget dan transport ke bandara mudah, aku setuju. Yang menjadi concernku memang akses ke bandaranya.
My Studio Hotel Juanda, Rp 95.000/2 orang+ breakfast
Makmal pesen di shopee food karena makanan di resto sebelah hotel sudah habis. Harga Rp 23.000 termasuk ongkir.
Jam satu dinihari kami sudah di bandara, ternyata jarak hotelnya memang dekat banget. Sampai di sana masih tutup semua, menurut petugas konter buka mulai jam tiga. Ya, baguslah kami menginap di hotel, minimal bisa tidur dengan nyaman. Selama menunggu masih ada kesempatan ngemil dan tarik tunai di ATM terdekat. Jujur perjalanan kali ini aku tidak sesiap yang sebelum-sebelumnya. Saat tiba di bandara aku tidak membawa uang rupiah tunai, hanya sempat mengisi e wallet di stasiun.
Konter-konter maskapai masih tutup tapi sudah banyak orang yang sama-sama menunggu penerbangan pagi.
Alhamdulillah, penerbangan ke Kuala Lumpur lancar meskipun beberapa kali petugas penerbangan mengumumkan kalau kondisi cuaca lumayan buruk. Urusan di imigrasi lancar, tidak seperti prasangka kami. Waktu transit di Singapore saat mau ke Hong Kong, aku sempat ditahan selama -+30 menit di imigrasi dan ditanyai macam-macam. Mereka juga mengecek ponsel dan akun sosial mediaku sebelum akhirnya aku diperbolehkan terbang ke Hong Kong. Jadi sebelum berangkat ke Malaysia kami berdua sudah siap mendapatkan perlakuan serupa. Ternyata semua aman dan lancar.
Selesai dengan imigrasi, yang kami cari pertama kali adalah tempat makan. Ada banyak pilihan dan semua terlihat menggoda, makanan khas Malaysia, China, Thailand, dll. Setelah mengitari lokasi food court akhirnya kami memutuskan memesan tom yum seafood seharga RM 11. Kami hanya memesan satu porsi untuk dimakan berdua agar tidak terlalu kenyang dan masih bisa mencicipi jenis makanan lainnya.
Ternyata porsi makanannya banyak banget. Bahkan untuk dimakan dua orang dewasa pun tidak habis. Wkwkwk. Ya, baguslah tadi cuma memesan satu.
Daftar menunya
Lokasinya
Pesanan kami, Tom yum seafood.
Viewnya
Setelah makan kami membeli tiket KLIA Express menuju ke KL Sentral, ticket booth ada di lantai yang sama dengan food court. Harga tiket RM 55 per orang dengan jarak tempuh sekitar 35 menit. Pengalaman pertama naik KLIA Express kami rayakan dengan mengambil foto dan video sebanyak mungkin. Aku berkali-kali merasa heran, ini kota besar tapi masih banyak sekali lahan terbuka hijau. Ada beberapa kompleks perumahan kecil seperti di Indonesia juga. Ya, pokoknya takjub saja dengan setiap hal yang aku lihat dan aku dengar.
Beberapa foto yang diambil dari dalam KLIA Express
Keluar dari stasiun KL Sentral kami berjalan menuju hotel dengan bantuan gmaps. Di map tertulis 900an meter tapi sebenarnya sekitar 2 kilometer. Haha... Mana jalannya naik turun, belok ke sana ke mari. Keterangannya sudah dekat tapi belum ketemu-ketemu juga. Untungnya jalan raya tidak ramai, mobil-mobil juga melaju dengan kecepatan sedang sehingga kami tidak kesulitan menyeberang.
Kami melewati sebuah restoran India sebelum tiba di hotel dan berencana makan di situ setelah cek in, mandi dan lain-lain.
Nama hotel kami Cozy Hotel, terletak di Jalan Thambipillay off Jalan Tun Sambanthan no 27, KL Sentral, Kuala Lumpur Malaysia, 50470. Nomor telepon +60122069311. Tarif per malam untuk 2 orang Rp 257.000 sudah termasuk sarapan di Restoran Nasi Kandar ABC One Bistro dengan pilihan menu nasi lemak, roti-rotian khas India serta teh tarik atau kopi untuk pilihan minuman. Jatah sarapan boleh minta dibungkus.
Cozy Hotel ini resepsionisnya orang India tapi mereka bisa berbahasa Melayu jadi tidak ada kendala bahasa. Kami tiba sebelum jam cek in tapi diperbolehkan untuk cek in lebih awal. Jarak hotel ke restoran hanya beberapa langkah saja, area itu selalu ramai tapi tertib. Tidak ada suara orang-orang berbicara dengan kencang atau klakson mobil yang sampai tahap menganggu banget. Benar-benar ramai tapi tertib.
Karena temanku ada meeting online jadi aku turun makan siang lebih dulu. Aku makan di ABC One Bistro sesuai yang tadi kami bahas. Aku lupa apa nama menu yang aku pesan, ada lamb-lambnya gitu. Wkwkwk. Chefnya ramah banget. Tapi, ya Tuhan. Porsinya banyak bangeeeet. Aku syok aja melihat porsi dagingnya yang kaya cukup untuk dimakan seminggu. Aku langsung WA temenku agar cepat-cepat turun karena tidak mungkin aku menghabiskan makanan sebanyak ini sendirian. Sambil makan dan menunggu, aku melihat sekitarku. Ternyata sebelah resto pas ini adalah stasiun monorail. Wah, berarti petanya sudah benar tapi kami yang salah mengambil jalan tadi.
Alhamdulillah makanannya enak banget, dagingnya lembut, bumbunya kerasa banget. Meskipun tidak mirip tapi ada sedikit citarasa yang familiar untuk lidah Jawaku. Harga makan siang kami + 2 gelas jus mangga porsi besar RM 41.50.
Setelah makan kami melanjutkan perjalanan ke area Bukit Bintang melalui stasiun Laluan Monorail yang sebelahan dengan resto tadi. Aku tidak ingat berapa tarifnya, mungkin sekitar RM 5-6 untuk 2 orang. Untuk train ini kita membeli koin dulu di mesin, lalu koinnya ditap di pintu masuk dan dimasukkan di lubang koin saat keluar di stasiun tujuan.
Tempat yang kami tuju di Bukit Bintang adalah Pavilion Mall. Aku dan temanku menghadiri acara casual gathering dengan teman-teman dari negara-negara lain seperti Malaysia, Singapore, Vietnam, Myanmar dan Kazakhstan. Di Pavilion Mall tepatnya di Maison café. Karena sudah makan siang jadi kami hanya memesan cake. Duh, cantik-cantik banget sampe bingung milihnya. Aku milih cake yang ada buah-buahnya karena kelihatan segar banget, untuk minum aku milih jus bit something. Total untuk berdua RM 71.
Bukit Bintang ini kawasan toko-toko dan mall untuk barang-barang branded. Sepanjang jalan udah terpampang nyata banget: Channel, Dior, LV, dll. Sudahlah, untuk melihat-lihat saja rasanya tidak mampu. Wkwkwk.
Dompetku setiap kali aku hampir lupa diri:
Karena hari masih sore kami lanjut untuk menuju Petronas twin towers. Kami naik train lagi dari stasiun Bukit Bintang tapi lupa nama stasiun tujuannya. Yang jelas dari situ nyeberang aja lalu jalan lurus udah kelihatan Petronasnya. Kami berhenti di food court sebelah Nasi Kandar Pelita. Di sana ada macam-macam makanan dan minuman yang dijual di mobil-mobil yang disulap menjadi food stall.
Turun dari stasiun ada billboard ini, nyeberang aja di bawahnya (dari pintu stasiun belok kanan)
Nah, jalan sebentar udah kelihatan Petronasnya.
Mumpung di sini, aku memilih makanan roasted deer atau daging rusa bakar yang di menu ditulis Nasi Rusa Menangis. Ini isinya irisan daging rusa bakar, sup, irisan timun dan sambal yang lumayan pedas. Harga per porsi RM 15, kami hanya memesan satu. Minumannya jus buah di stall lain seharga RM 5 untuk segelas besar banget.
Makan di sini dengan view Petronas twin towers
Bahasa Jepangnya daging yang tidak mau belajar:
Dari sana kami kembali ke hotel. Selesai sudah petualangan hari pertama di Kuala Lumpur. (Bersambung)
Komentar
Posting Komentar