Malaysia Trip Hari ke Tiga
Hari ke tiga kami awali dengan mencuci baju di konter laundry coin di sebelah hotel. Ini kali pertama kami menggunakan layanan seperti ini jadi kami harus mempelajarinya lebih dulu. Untungnya ada dua orang di situ yang baik banget mengajari kami cara mengoperasikan mesin cuci dan mesin pengering. Salah satunya bahkan memberi kami sabun cuci miliknya. Setelah berhasil memasukkan pakaian ke mesin, kami pun meninggalkannya untuk pergi sarapan.
Rencana hari ini kami pergi ke Melaka dengan ekspektasi jam 8 malam sudah kembali. Dari KL Sentral kami naik kereta menuju Terminal Bersepadu Selatan (TBS), yang tempat perhentiannya sama dengan Bandar Tasik Selatan (BTS). Perjalanan cukup jauh dan kami salah masuk platform waktu transfer dari stasiun Masjid Jamek ke stasiun Putra Height hingga perjalanan jadi lebih panjang 4-5 stasiun.
Terminal ini ramai sekali. Dua kali kami antri di konter yang salah hingga akhirnya dapat bis menuju Terminal Malaka Sentral seharga RM 10 per orang. Siapkan passport untuk membeli tiket karena petugas butuh nama kita untuk diinput di tiket. Perjalanan sekitar dua jam. Saat tiba di terminal sudah hampir jam 4. Kami makan dulu lalu berencana naik bis menuju Ujong Pasir lewat gate 17. Ternyata bisnya lama banget jadi kami memutuskan naik grab saja, lokasinya cukup dekat, tarif RM 8.
Kami diturunkan tepat di depan Clock Tower lalu mengeksplor area sekitar sebentar. Seneng tapi lumayan was-was juga nanti baliknya bagaimana. Kira-kira masih dapat bis kembali ke TBS, ngga? Menurut info di internet, kereta dari TBS terakhir jam 10, berarti minimal harus kembali dari Malaka jam 7. Aku pikir masih keburu, lah. Kami naik Malacca River Cruise menyusuri sungai Melaka sambil menikmati pemandangan sekitar sungai dan mendengarkan penjelasan tentang masing-masing tempat bersejarah di sini.
Setelah cruise kami makan malam di salah satu food court. Abangnya merekomendasikan ikan siakap bakar RM 45 dan aku yang sudah lama terobsesi minum cendol Malaysia memesan cendol dengan topping es krim RM 10. Ikan bakarnya enak banget dan itu ikan utuh yang cukup untuk dimakan 4-5 orang. Dari meja kami bisa mendapatkan view sungai (atau pantai, karena semakin gelap airnya semakin surut). Kata temanku itu ikannya pasti langsung dibakar dalam kondisi fresh tanpa masuk kulkas atau melalui proses digoreng seperti kebanyakan ikan bakar di Indonesia. Dagingnya lembut, juicy dan tidak ada amis-amisnya sama sekali.
Suasana di sini terlalu melenakan untuk buru-buru ditinggal tapi bagaimana lagi, kami tetap harus kembali. Meskipun tidak bisa kembali ke KL Sentral setidaknya harus sudah berada di area TBS malam ini. Jadi kami naik grab untuk kembali ke Malaka Sentral, lumayan mahal ya, RM 22. Sampai sana ternyata seluruh tiket bis malam itu sold out jadi kami beli tiket paling pagi untuk hari berikutnya lalu mencari hotel terdekat untuk menginap.
Nama hotelnya Casa Blanca, pesan di Traveloka seharga Rp 278.000. Dibandingkan hotel kami di KL Sentral ini ngga ada apa-apanya tapi aku hargai banget usaha mas resepsionisnya untuk mencarikan aku charger HP. Kami tidak berencana menginap jadi aku tidak membawa charger dan pakaian ganti. Wkwkwk. Alhasil, tidur dengan baju yang sudah kami gunakan seharian. Yang penting bisa tidur layak.
(Bersambung)
Komentar
Posting Komentar